Rabu, 21 Maret 2012

Pemanfaatan Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari

 PEMANFAATAN KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Sistem koloid sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Produk-produk pabrik (industri) banyak yang berupa sistem koloid atau menggunakan sistem koloid dalam pembuatannya. Beberapa penggunaan sistem koloid dalam kehidupan sehari-hari, antara lain

1. Detergen

Detergen termasuk dalam garam karboksilat, misal Na-oleat, terdiri atas “ekor alkil non polar dan “kepala” ion karboksilat bersifat polar. Senyawa alkil larudalam minyak  dan ion karboksilat larut dalam air. Prinsip lepasnya minyak atau kotoran dari suatu bahan mengikuti kaidah like dissolves like. Ekor non polar sabun menempel pada kotoran  atau minyak, sedangkan kepalanya menempel pada air, akibatnya tegangan permukaan air berkurang, sehingga air jauh lebih mudah menarik kotoran.
Gambar. Prinsip kerja detergen mengikuti kaidah like dissolves like.



      3. Pemurnia Gula
Gula tebu yang masih berwarn a dilarutkan dengan air panas, kemudian dialirkan melewati sistem koloid, yaitu tanah diatom atau karbon. Zat warna pada gula tebu akan teradsorpsi sehingga akan diperoleh gula yang bersih dan putih.


    3. Pembentukan delta

Tanah  liat dan pasir ya ng  terbawoleh aliran  sung ai merupakan sistem koloid yang bermuatan negatif. Sedangkan air  laut  mengandung ion-ion Na+, Mg2+, dan Ca2+. Ketika air sungai dan air laut bertemu di muara, maka partikel-partikel air laut yang bermuatan positif akan menetralkan sistem koloid pada air sungai  sehingga terjadi koagulasi yang ditandai dengan terbentuknya  delta.

 
    4. Proses penjernihan air


Air mengandung partikel-partikel koloid tanah liat dan pasir yang bermuatan negatif. Agar diperoleh air bersih, maka partikel- partikel  pengotor harus dinetralkan. Penambahan tawas, dapat memisahkan  air dengan partikel-partikel pengotornya. Tawas mengandung ion Al3+ yang akan terhidrolisis membentuk koloid Al(OH) yang bermuatan positif. Al(OH) akan menggumpalkan partikel koloid lumpur sehingga terjadi koagulasi.

Selain tawas, bahan lain yang juga digunakan dalam proses pengolahan air bersih adalah pasir, kapur tohor, klorin, dan karbon aktif. Pasir berfungsi sebagai penyaring, klorin berfungsi sebagai desinfektan (membasmi hama), sedangkan kapur tohor digunakan unt uk menaikan pH, yaitu untu k menetralkan keasaman yang terjadi akibat penggunaan tawas. Karbon aktif digunakan jika tingkat kekeruhan air yang diproses terlalu tinggi.
Gambar. Styptic Pen
    5. Penggumpalan darah
     Darah mengandung koloid protein yang bermuatan negatif. Jika  terdapat suatu luka kecil, untuk membantu penggumpalan darah digunakan styptic pencil atau tawas yang mengandung ion Al3+    dan  Fe3+. Ion-ion ini akan menetralkan muatan-muatan partikel koloid protein sehingga membantu penggumpalan darah.

Gambar. Penggumpalan Darah dengan Styptic Pencil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar